PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
BAB 2
PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang
meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan
adanya pertumbuhan aspek-aspek, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup
dari homogen menjadi kompleks.
Manusia
mempunya kelebihan dalam kehidupannya. Manusia dapat memanfaatkan dan
mngembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah
terungkap pada perkembangan kebudayaan rokhaniah maupun kebudayaan kebendaan.
Akibat
dari perkembangan kebudayaan, telah mengubah cara berpikir manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan
kebudayaan dan timbulnya pranata-pranata sebagai akibat perkembangan
kebudayaan.
B.
PERTUMBUHAN PENDUDUK
merupakan
salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah
penduduk khusunya. Komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia.
Misalnya,
dengan bertumbuhnya penduduk berarti bertambah juga bahan makana, perumahan,
kesempatan kerja, jumlah gedung sekolah dan lainnya.
Apabila
pertambahan penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas maka
akan menimbulkan masalah seperti, tingginya angka pegangguran, semakin
meningkatnya tingkat kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung
serta timbulnya berbagai kejahatan atau kriminalitas lain.
Waktu
penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun.
Penambahan/pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya
diperngaruhi oleh faktor-faktor :
1.
Kematian
ada beberapa kematian, yakni :
a.
Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
yaitu, banyaknya orang yang meninggal pada
suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan
tiap 1.000 orang. Sehingga ditulis dengan rumus :
atau
D = Jumlah Kematian
Pm = jumlah penduduk per
pertengahan tahun
K = Konstanta (1.000)
Jadi,
jumlah penduduk yang mewakili suatu tahun tertentu ialah jumlah penduduk pada
bulan Juni. Penduduk pertengahan tahun ini dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut :
Pm = jumlah penduduk pertengahan
tahun
P1 = jumlah penduduk pada awal tahun
P2 = jumlah penduduk pada akhir tahun
b.
Tingkat Kematian Khusus (Age Spesific Death Rate)
Karena
tingkat kematian itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis
kelamin, pekerjaan. Misalnya laki-laki usia 85tahun mempunya kemungkinan lebih
besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun.
Karena
perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut
umur (Spesific Death Rate). Angka ini menyatakan banyaknya kematian pada
kelompok umur tertentu 1.000 penduduk pada kelompok umur yang sama, maka dapat
dibuat rumus sebagai berikut :
Di = Kematian penduduk kelompok
umur i
Pm = jumlah penduduk pada
pertengahan tahun kelompok umur i
K = Konstanta = 1.000
2.
Fertilitas (Kelahiran Hidup)
Pengukuran
fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan:
1. Sulit memperoleh angka statistik hidup
karena banyak bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran.
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan
dari seorang anak(tetapi meninggal ganya sekali).
3. Makin tua umur wanita tdak berati, bahwa
kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4. Dalam pengukuran fertilitas akan
melibatkan satu orang saja, tidak semua wanita melakukannya.
Ada dua istilah yang diterjemahkan sebagai
kesuburan :
a.
Facundity(Kesuburan)
adalah
kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b.
Fertility(fertilitas)
adalah
jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Yang
dimaksud dengan kelahiran yaitu, bernafas, bergerak, berteriak/meangis, ada
denyutan jantung dan sebagainya.
Rumus Tingkat Kelahiran Kasar(Crude Birth
Rate) :
atau
B = Jumlah kelahirab hidup atau pada suatu
dunia pada suatu tahun tertentu
Pm = Jumlah penduduk pada
pertengahan tahun
K = Konstanta (1.000)
General
Fertility Rate (GFR) Angka Kelairan Umum
GFR
adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per 1.000 wanita usia produktif.
Wanita yang umurnya antara 15-44 tahun atau antara 15-49 tahun.
B = Jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah
pada tahun tertentu
Fm = Jumlah penduduk wanita pada
pertengahan tahun
K = Konstanta
Age
Specific Fertility Rate(ASFR) Tingkat Kelahiran Khusus
ASFR
menunjukkan banyaknya kelahiran dari umur wanita yang berada antara 15-49
tahun.
Rumus :
Bi = Jumlah kelahiran dari wanita
kelompok umur 1 tahun
Fmi = Jumlah penduduk wanita pada
pertengahan tahun dalam kelompok umur i
K = Konstanta (1.000)
MIGRASI
Migrasi
merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam kurang menguntungkan, karena
menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.
Langkah
– langkah seorang migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah
lain atau kawasan lain, yaitu :
- Persediaan
sumber daya alam
- Lingkungan
social budaya
- Potensi
ekonomi
- Alat
masa depan
Akibat
Migrasi
a. Urbanisasi
(migrasi dari desa ke kota). Akibatnya : pertumbuhan pesat di kota, dan bagi
pembangunan desanya sedikit banyak akan mempengaruhi kelancaran.
b. Migrasi
Interegional, mengakibatkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat
laju pembangunan di luar Jawa.
c. Migrasi
antar Negara di Indonesia sangat kecil sehingga mengakibatkan kurang nyata
terhadap distribusi penduduk Indonesia. Komposisi penduduk merupakan
pengelompokan dari penduduk yang didasarkan pada karakteristik tertentu yang
akan disesuaikan dengan kegunaannya.
Ada tiga jenis struktur penduduk :
1. Piramida
penduduk muda
Menggambarkan
komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Bentuk ini umumnya
kita jumpai pada Negara-negara yang sedang berkembang. Contohnya : India,
Brazilia, Indonesia.
2. Piramida
Stationer
Menggambarkan
keadaan penduduk yang tetap atau statis sebab tingkat kematian rendah dan
tingkat kelahiran anak sangat tinggi. Sering terjadi di bebereapa Negara maju.
Contohnya : Swedia, Belanda, Skandinavia.
3. Piramida
Tua
Menggambarkan
adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian yang
sangat kecil. Negara yang bentuk piramidanya seperti ini adalah Jerman,
Inggris, Belgia, Perancis.
Rasio
Ketergantungan (Dependency of Ratio)
Yang
dimaksud rasio ketergantungan adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah
penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja
lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja. Batas golongan umur
produktif kerja antara 15 tahun sampai 65 tahun.
Jadi semakin tinggi jumlah penduduk usia
muda dan jompo makin besar rasio ketergantungannya. Artinya beban penduduk
kelompok produktif kerja untuk menghasilkan barang atau jasa untuk golongan
muda dan jompo adalah tinggi.
Sebagai ukuran rasio ketergantungan
adalah sebagai berikut :
DR kurang dari 62,33% adalah baik
DR lebih dari 62,33% adalah buruk
1.
Penggolongan
menurut DW Sleumer :
0
– 14 golongan belum produktif
15
– 19 golongan kurang produktif penuh
20
– 54 golongan produktif
55
– 64 golongan tidak produktif penuh
65
ke atas golongan improduktif
2.
Penggolongan
menurut Sumbang
0
– 15 golongan belum produktif
15
– 65 golongan produktif penuh
65
ke atas golongan produktif berkurang
3.
Penggolongan
menurut Widjojo, Pullerd dan John Clark
0
– 14 golongan belum produktif
15
– 64 golongan produktif
65
ke atas golongan tidak produktif
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
A.
PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
1.
Zaman
Batu sampai Zaman Logam
Berdasarkan
pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu terbagi :
Ø Zaman
batu tua (Paleolithikum)
Ø Zaman
batu muda (Neolithikum)
Pada
Zaman batu tua menggunakan alat-alat batu yaitu kapak genggam. Kapak genggam
berasal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah. Lalu bangsa Proto Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum dari Cina Selatan, menyebar kea rah Selatan, ke hilir
sungai-sungai besar samoai ke Semenanjung Malaka.
Pada
Zaman batu muda, mereka mulai hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok
masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
B.
KEBUDAYAAN
HINDU, BUDHA, DAN ISLAM.
1.
Kebudayaan
Hindu dan Budha
Agama
Hindu yang berasal dari India masuk ke Indonesia pada abad ke-3 dan ke-4. Lalu
pada abad ke-5 Agama Budha masuk ke Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Agama
tersebut berkembang berdampingan secara damai di Pulau Jawa. Seni
bangunan/arsitektur yang terdapat di Pulau Jawa seperti: Candi Borobudur,
Mendut, Badut, Kidal, Singosari, dan lain-lain.
2.
Kebudayaan
Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam
mulai berkembang di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali
Sanga.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia
dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian besar penduduk Indonesia.
Misalnya di Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat dan
pesisir Kalimantan.
C.
KEBUDAYAAN
BARAT
Kebudayaan
Barat masuk ke Negara Indonesia ketika kaum kolonialis menjajah Indonesia,
terutama Belanda. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan,
terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan social,
yaitu:
1. Lapisan
social yang terdiri dari kaum buruh
2. Lapisan
social kaum pegawai
Dalam
lapisan tersebut pendidika Barat di sekolah-sekolah menjadi syarat utama
mencapai kenaikan kelas social. Lalu pengaruh kebudayaan Eropa masuk juga ke
dalam kebudayaan Indonesia, yaitu agama Katolik dan Kristen Protestan.
Lalu
agama tersebut disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran
agama. Penyiaran dilakukan terutama di daerah penduduk yang belum pernah
mengalami pengaruh agama Hindu, Budha dan Islam. Contohnya : Irian Jaya, Maluku
Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah, Nusa Tenggara Timur dan
pedalaman Kalimantan.
Kebudayaan dan Kepribadian
Berbagai
penelitian Anthropologi Budaya menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara corak
kebudayaan dan cork kepribadian.
Setiap masyarakat mempunyai system
nilai dan system kadiah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaedah berisikan
harapan masyarakat,perihal perilaku yang pantas. Kaidah, misalnya kaidah hukum
memberikan batas-batas pada perilaku seseorang, batas tersebut menjadi suatu
“aturan permainan” dalam pergaulan hidup.
Contoh:
Di
Indonesia pada umunya, apabila seorang wanita hamil tidak mempunyai suami,
suami adalah profil seseorang yang telah melanggar adat/kebiasaan suatu
keluarga, masyarakat dan bangsa pada umumnya. Orang itu akan dicibir dan direndahkan
harkatnya. Sebab ia telah melanggar adat/kepribadian keluarga dan masyarakat
disekelilingnya.
Perbuatan/tingkah
laku tersebut sebagai pelanggaran adat istiadat, tata budaya, dan kepribadian
masyaraka/bangsa, sebab kasus tersebut telah melanggar nilai-nilai budaya dan
system kaidah sebagai “aturan permainan” dalam pergaulan bermsyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Kepribadian bangsa Indonesia yang
ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat gotong royong adalah ciri umum dari
sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Republik Indonesia,
dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar