BAB 4 PEMUDA DAN SOSIALISASI


TUGAS ILMU SOSIAL DASAR
BAB 4 PEMUDA DAN SOSIALISASI
TAHUN 2017





1.   INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI
A.  ORIENTASI MENDUA

Menurut Zulkarimen Nasution :
Kondisi bimbang yang dialami para remaja menyebabkan mereka melahap semua informasi tanpa seleksi. (dikutip dari buku J. Kapper yang berjudul The Effecs of Mass Communication).

Menurut Dr. Male :
Orientasi mendua yaitu orientasi yang bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan serta loyalitas terhadap teman sebaya dilingkungan belajar ataupun di luar.
Keadaan bimbang akibat dari orientasi mendua, menurut Dr. Malo menyebabkan remaja nekad melakukan bunuh diri. Untuk menangani hal ini Dr. Malo mengemukakan beberapa alternative jalan keluar yang diambil harus memperhitungkan peer group. Program pendidikan yang melawan arus peer, besar kemungkinannya tidak berhasil. Penggunaan waktu luang remaja juga harus diperhatikan.

B.  PERAN MEDIA MASSA
Beberapa ciri peralihan masa anak-anak menjadi remaja. Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan identitas dirinya. Kedua, kemampuan melepas diri dan ketergantungan orang tua. Ketiga, kebutuhan memperoleh akseptabilitas di tengah sesame remaja.
Ciri-ciri ini menyebabkan kecenderungan remaja melahap semua arus informasi sesuai dengan keinginan mereka. Sebagai jalan keluarnya, remaja perlu bekal dan keterampilan berinformasi yang mencakup kemampuan menemukan, memilih, menggunakan, dan mengevaluasi informasi.
C.  PERLU DIKEMBANGKAN
Kecenderungan Relasi Orang tua dan Remaja (KROR) menyatakan KROR positif merupakan factor pendukung hubungan orang tua dan remaja yang edukatif. Sedangkan yang negatif merupakan factor yang tidak mendukung karena bersifat destruktif dan konfrontatif.

Ada 2 kesimpulan masalah kepemudaan, yaitu :
1)    Penghayatan mengenai proses perkembangan bukan sebagai suatu kontinun yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artikel sendiri-sendiri. Oleh sebab itu arti setiap masa perkembangan hanya dapat dimengerti dan dinilai dari masa itu sendiri. Dinamika pemuda tidak lebih dari usaha untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola kelakuan yang sudah tersedia, dan setiap bentuk kelakuan yang menyimpang akan dicap sebagai yang anomalis, yang tak sewajarnya.
2)    Posisi pemuda dalam arah kehiduoan itu sendiri. Tafsiran klasik yang didasarkan pada anggapan bahwa kehidupan mempunyai pola yang banyak sedikitnya. Dinamika pemuda tidak dilihat sebagai dinamika atau lebih tepat sebagian dari dinamika wawasan kehidupan.
Hal ini disebabkan oleh suatu anggapan bahwa pemuda tidak mempunyai andil yang berarti dalam ikut mendukung proses kehiduoan bersama dalam masyarakat.
Pemuda sebagai suatu subjek dalam hidup, tetntunya mempunyai nilai-nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakan hidup bersama.

D.  PEMUDA DAN IDENTITAS
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan pembangunan secara terus menerus.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan, pemuda memiliki potensi-potensi yang melekat pada dirinya dan sangat bervariasi, dimana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya.
Proses sosialisasi generasi pemuda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk meselaraskan diri ditengah-tengah kehidupan masyarakatnya.
a.    Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan :
1.    Landasan idiil                             : Pancasila
2.    Landasan Konstitusional         : Undang – Undang Dasar 1945
3.    Landasan Strategis                   : Garis – garis Besar Haluan Negara
4.    Landasan Historis                     : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan                                                               Poklamasi Kemerdekaan 17Agustus45
5.    Landasan proklamatif               : Etika, tata nilai dan tradisi luhur

Motivasi dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda bertumpu pada strategis pencapaian tujuan nasional, seperti telah terkandung didalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV.
Tanpa ikut sertanya generasi pemuda, pembangunan ini sulit berhasil bukan saja karena pemuda merupakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tetapi yang lebih penting tanpa kegairahan dan kreatifitas pemuda maka pembangunan bangsa kita dalam jangka panjang dapat kehilangan kesinambungannnya.
Dalam hal ini Pembinaan dan Pembangunan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :
1.    Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pembangunan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidoan berbangsa dan bernegara serta pembagunan nasional.
2.    Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pembangunan ialah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pembangunan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.

b.    Masalah dan Potensi Generasi Muda
1.    Permasalaha Generasi Muda

Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini diantara lain :
a.    Menurunnya jiwa idealism, patriotisme, dan nasionalisme
b.    Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c.    Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun nonformal.
d.    Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tungginya angka pengangguran/setengah pengangguran dikalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat perkembangan pembangunan nasional.
e.    Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi.
f.     Masih banyak perkawinan dibawah umur, terutama dikalangan masyaakat pedesaan.
g.    Pergaulan bebas yang membahayakan perkawinan dan kehidupan keluarga.
h.    Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
i.      Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.

Dalam rangka memecahkan permasalahan generasi muda, memerlukan usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subjek pembangunan.

2.    Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah :
a.    Idealisme dan daya kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru
b.    Dinamika dan kretifitas
Adanya idealism pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan-kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan-gagasan/alternatif yang baru sama sekali.
c.    Keberanian mengambil resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin diperoleh.
d.    Optimis dan kegairahan semangat
Kegagalan tidak meyebabkan generasi muda patah semangat.
e.    Sikap kemandirian dan disiplin murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
f.     Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan factor putus sekolah, cara menyeluruh baik dalam arti kuantitaif maupun dalam arti kualitatif generasi muda lebih terpelajar.
g.    Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
Merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat merupakan hambatan jika hal itu dihayati secara sempit dan eksklusif. Keanekaragaman tersebut titempatkan dalam rangka intregasi nasional atas semangat jiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928 serta kesamaan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
h.    Patriotisme dan nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan dan turut serta memiliki bangsa dan Negara di kalangan generasi muda perlu digalakkan, pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapannya untuk membela dan mempertahankan Negara dari segala bentu ancaman.
i.      Sikap kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab social yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan.
j.      Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator dan dinamisator terhadap lingkungannya.

Sosialisasi adalah prose yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik seagai individu ataupun sebagai anggota masyarakat.
Melalui proses sosialisasi, individu(pemuda) akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Kepribadian seseorang melalui proses sosialisasi akan terbentuk dimana kepribadian itu merupakan suatu komponen pemberi atau penyebab warna dari wujud tingkah laku sosial manusia .
                        Tujuan pokok sosialisasi adalah :
1)    Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak dimasyarakat.
2)    Indivdu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya
3)    Pengendalian fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat
4)    Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.

Factor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi memegang peranan penting, karena dalam proses sosialisasi pemuda terus berlanjut dengan segala daya imitasi dan identitasnya.

3.   PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
A.  MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA
Pada kenyataannya Negara-negara sedang berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Negara-negara yang sedang berkembang merasakan selalu kekurangan tenaga terampil dalam mengatasi lowonga pekerjaan tertentu.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Negara-negara berkembang berniat untuk melaksanakan program-program industrialisasi yang menuntut tenaga-tenaga terampil berkualitas.
Di Negara maju, salah satunya Amerika Serikat. Pada umunya generasi muda mendapat kesempatan luas dalam mengembangkan kemampuan dan potensi idenya. Para mahasiswa sebagai generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide/gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
Gagasan dan pola kerja yang hamper sama telah dikembangkan pula di Negara-negara Asia, misalnya: Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para innovator pada sector teknologi industri itu membawa Negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan sebagai Negara-negara yang berkembang dengan mantap dalam perekonomiannya.
Upaya Indonesia untuk mengembangkan potensi tenaga generasi muda agar menjadi inovato-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berjualitas tinggi.

B.  PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
Namun demikian tidak dapat disangkal kualitas sumber daya manusia merupakan factor yang sangat menentukan dalam proses pembangunan dan manusia sebagai subjek pembangunan.
Terletak arti penting dari pendidikan sebagi upaya terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Suatu bangsa akan berhasil dalam pembangunannya secara ‘self properling’ dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah dan muru (termasuk relevansi dengan oembangunan) dalam pendidikan penduduknya, Contohnya Jepang.
Indonesia menghadapi kenyataan untuk melakukan usaha keras. Dewasa 80% dari usia Sekolah Dasar (6-12) tahun dapat ditampung oleh fasilitas pendidikan dasar yang ada. Persentase jumlah penduduk yang masih buta huruf diperkirangn 40%.
Dan untuk itu diperlukan kebijaksanaan terarah dan terpadu didalam menangani masalah pendidikan ini. Sebab hal itu semua akan berarti belum terlepanya Indonesia dari belenggu keterbelakangan dan kemiskinan sebagaimana diharapkan pendidikan yang dapat megembangkan semangat yang terpancar dalam pembangunan pendidikan mental, intelektual dan profesioanal bagi seluruh penduduk dan pemuda Indonesia.
Sebagai satu bangsa yang menetapkan pacasila sebagai falsafah hidup bangsa dan Negara Indonesia, maka pendidikan nasional yang dibutuhnkan adalah pendidikannya dengan dasar dan dengan tujuan menurut pancasila. Untuk maka diperlukan adanya perubahan-perubahan secara mendasar dan mendalam yang menyangkut persepsi, konsepsi serta norma-norma kependidikan dalam kaitannya dengan cita-cita bermasyarakat Pancasila. Akan tetapi, tanpa mengecilkan arti dari semua yang telah dicapai selama ini, berbagai masalah telah timbul, yatu masalah-masalah obyektif yang baru, yang tidak pernah ada sebelumnya.
Alasan mengenyam pendidikan tinggi:
1)    Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka pengetahuan yang luas tentang masyarakat, karena adanya kesempatan untuk terlibat didalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
2)    Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama dibangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya.
3)    Mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
4)    Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dan susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise didalam masyarakat dengan sendirinya merupakan elite dikalangan generas muda/pemuda, umunya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya.




Komentar

Postingan Populer