PERKEMBANGAN CINEMA DIGITAL
PERKEMBANGAN CINEMA DIGITAL
Assalamualaikum wr.wb
Hai para readers^_^, pada post saya kali ini saya akan
membahas tentang “Perkembangan Cinema Digital”. Sebelumnya apasih yang
pengertian Cinema Digital/Digital Sinema itu? Supaya lebih paham seperti apa sinema
digital itu, maka saya akan ulas sedikit tentang sejarah dan perkembangan
sinema digital. Berikut ulasannya :
SEJARAH
Digital Sinema adalah suatu
teknologi digital yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan sebuah
gambar bergerak atau film. Film tersebut disalurkan memalui perangkat-perangkat
keras seperti piringan optic atau satelit lalu akan ditayangkan dengan
menggunakan proyektor digital atau proyektor film konvensional. Proyektor digital
ini memiliki resolusi 2K (2048 x 1080 atau 2,2 megapixels) yang mulai
disebarkan pada tahun 2005.
Sinema digital dapat dibuat
dengan media video yang penayangannya dilakukan transfer dari format
35milimeter sampai ke format HD (High Definition). Proses ini disebut dengan
proses blow up. Setelah diformat menjadi HD penayangannya dpat disalurkan ke
bioskop dengan menggunkan satelit. Untuk proyektor terdapat dua jenis proyektor
yang digunakan untuk untuk menayangkan sinema digital, yaitu proyektor DLP dan
DCI yang dikembangkan oleh perusahaan Texas Instrument.
PERKEMBANGAN
Sebelum ditemukannya kamera
digital, para filmmaker menggunakan kamera seluloid sebagai
medium untuk memvisualisasikan skenarionya. Kamera film (begitu tipe kamera ini
banyak disebut) merupakan kamera yang menggunakan bahan dasar (pita) seluloid
berukuran 8mm, 16mm, 35mm, dan 70mm yang disesuaikan dengan tipe kamera itu
sendiri.
Lalu Kemunculan kamera digital di akhir tahun 1980-an yang
digagas oleh Sony lewat perlengkapan kamera Sony HDVS-nya (awalnya ditujukan
untuk keperluan broadcast televisi) membuat filmmaker mempunyai
pilihan untuk mengambil gambar dengan biaya yang lebih murah. Meski begitu,
para pembuat film lebih banyak setia dengan kamera film karena gambar yang
dihasilkan jauh lebih baik.
Penggunaan
kamera digital dalam industri film Hollywood dipelopori oleh George Lucas yang
mengembangkan kamera Sony HDW-F900 yang digunakan pada Once Upon Time
in Mexico (2001). Film garapan Robert Rodriguez tersebut dikenal
sebagai film pertama yang seluruh gambarnya diambil dengan kamera digital
berformat 24 fps. Satu tahun kemudian, Lucas menggunakan kamera yang sama untuk
filmnya, Star Wars Episode II: Attack of the Clones. Pada tahun
tersebut, Slumdog Millionairemenjadi film pertama berformat digital
yang mendapatkan penghargaan Best Cinematography di ajang
bergengsi Academy Awards, disusul oleh dirilisnya Avatar yang
hingga saat ini menjadi film berpendapatan tertinggi sepanjang sejarah.
Kesuksesan
film-film digital tersebut berimbas para sistem sinema di dunia. Banyak bioskop
yang akhirnya menggunakan proyektor digital dan meninggalkan proyektor film
konvensional. Proyektor digital yang dikenal dengan nama DLP (Digital Light
Processing) sanggup menayangkan film digital dengan resolusi 2K (2048×1080 atau
2,2 megapixels) dan 4K (4096×21960 atau 8.8 megapixels). Namun menggunakan file
digital DCP (Digital Cinema Package) berbentuk hard-drive yang
nantinya dikopi ke dalam server internal bioskop yang akan
menayangkan filmnya.
~~~~
Pada
saat ini sinema digital sudah sangat berkembang pesat, mulai dari sinema
digital dengan berdimensi biasa sampai berdimensi 5. Jika berdimensi biasa kita
hanya melihat gambar bergerak biasa namun untuk dimensi lainnya gambar bergerak
tersebut akan timbul atau nyata dengan menggunakan sebuah alat.
Untuk saat ini saya hanya membahas perkembangan sinema
digital saja, untuk mengetahui selanjutnya tunggu di post-an berikutnya ya.
Pada post berikutnya saya akan membahas seputar dimensi-dimensi pada sinema
digital. Semoga post saya ini dapat bermanfaat bagi para readers semua.
Terimakasih ^_^
Wassalamuaiakum wr.wb
Komentar
Posting Komentar